Anime For Minna
Youkoso Minna-sama! (`ー゜)/
Please Login or Register
-------------------------------
Kamu bisa Join di Chatbox dan Menjelajahi Forum ini lebih lanjut setelah Register ^^
Enjoy at AFM =)
__________________
if you're a guest, please register first.
to be able, to see this forum more ^_^
Thanks
Anime For Minna
Youkoso Minna-sama! (`ー゜)/
Please Login or Register
-------------------------------
Kamu bisa Join di Chatbox dan Menjelajahi Forum ini lebih lanjut setelah Register ^^
Enjoy at AFM =)
__________________
if you're a guest, please register first.
to be able, to see this forum more ^_^
Thanks
Anime For Minna
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.



 
HomePortalLatest imagesRegisterLog in
Permintaan Terakhir Icon_smileThanks For Coming, We Hope You Can Enjoy At AFM Permintaan Terakhir Icon_smile
---If You're a GUEST, Please REGISTER First,After That You Can Access The Forum---
|Welcome To Our Newest Member https://animeforminna.forummotion.com/u481|
First Please Introduce Yourself

 

 Permintaan Terakhir

Go down 
2 posters
AuthorMessage
Kazuhiko
Senpai
Senpai
Kazuhiko


Jumlah posting : 943
Thanks : 20
Lokasi : Tokyo

Permintaan Terakhir Empty
PostSubject: Permintaan Terakhir   Permintaan Terakhir I_icon_minitimeWed Jul 28, 2010 5:48 pm

Hujan, turun deras membersihkan bumi nan kotor. Sebuah dendang keindahan yang harus dinikmati. Hujan yang keindahannya akan bertambah jika diamati dari dalam ruangan.

Baru kusadari, ada seseorang yang hilang. Sosok yang merupakan 'teman' dan 'musuh' bagiku.

Ya, L atau yang biasa kami panggil dengan nama Ryuuzaki.

Aku baru menyadari ketiadaannya di sisiku. Dia yang selalu berada di dekatku saat dia memborgol dirinya sendiri bersamaku. Dan dia yang selalu duduk di depan layar monitor seraya memainkan kuenya, atau mengaduk-aduk tehnya dengan gula berlebih.

Tapi sekarang dia raib dari sisiku.

Aku melangkah meninggalkan ruangan. Entah kenapa, kakiku melangkah menapaki tangga, menuju ke atap HQ yang tengah dibasahi hujan.

Suara gerimis hujan memekakkan telinga, dan bulir-bulir hujan mengaburkan pandangannku. Aku terpaksa memicingkan mata, menghindari rintik hujan yang menerobos memasuki mataku.

Di tengah derasnya hujan, aku melihat sosok yang kucari. Seorang pemuda berambut hitam berantakan, dengan sweater putih dan celana jeans biru yang selalu dikenakannya.

Dialah Ryuuzaki.

"Ryuuzaki!" teriakku berusaha mengalahkan gemuruh hujan.

Ryuuzaki berbalik. Rambutnya benar-benar basah oleh hujan, begitupun wajahnya. Kedua mata hitam berhias kantung mata menatap mataku, lalu mengadah ke langit.

Aku mulai berjalan mendekatinya. Apa yang dia lakukan di tengah hujan seperti ini? Apakah dia ingin sakit? Entah mengapa, aku begitu mengkhawatirkan kondisi kesehatannya, walau aku tahu kalau daya tahan tubuh Ryuuzaki kuat.

"Ryuuzaki, apa yang kau lakukan? Masuklah ke dalam!" perintahku.

Ryuuzaki memejamkan matanya sejenak, "Light-kun, sepertinya saya mendengan suara lonceng. Keras sekali. Apakah mungkin dari sebuah gereja? Apakah disana ada pesta pernikahan, atau…"

"Cukup, Ryuuzaki. Jangan berbicara yang tidak-tidak! Masuklah ke dalam, atau kau akan sakit," potongku. Aku rasa aku tidak butuh mendengar kata terakhir dari ucapannya.

Kematian.

Lonceng gereja dibunyikan karena diselenggarakannya pesta pernikahan, atau kematian seseorang.

Kalaupun begitu, apakah Ryuuzaki akan… tidak, tidak, tidak. Aku tidak ingin menjawabnya.

Ryuuzaki mulai melangkah, perlahan mendekatiku, "Baiklah,"

Aku dan Ryuuzaki akhirnya masuk ke dalam HQ. Tetes demi tetes air hujan jatuh perlahan dari rambut kami. Bajuku basah kuyub hanya karena dia. Aku dan Ryuuzaki sibuk mengeringkan diri dengan handuk, hasil kami bermandikan hujan.

Aku menggerutu. Mengapa aku harus rela berdiri di tengah hujan hanya karena Ryuuzaki, orang yang harusnya menjadi musuhku? Mengapa? Padahal harusnya aku membunuhnya saat ini.

Kalimat itu terus bergema di batinku, satu-satunya pertanyaan yang tak bisa kujawab.

Hening.

Aku dan Ryuuzaki terduduk tanpa kata, fokus dalam urusan kami masing-masing.

"Ini gara-gara kau, Ryuuzaki! Karena kau, aku jadi ikut basah!" gerutuku.

Habis mau bagaimana lagi? Memang gara-gara dia, aku jadi ikut berdiri di tengah hujan seraya berusaha mendengarkan dentang lonceng yang ternyata hanya ada dalam imajinasinya. Keterlaluan!

Tanpa kuduga, Ryuuzaki duduk di dekat kakiku, dan mengusapnya pelan menggunakan handuk miliknya.

"Ryuuzaki! Apa yang kau lakukan?" tanyaku panik.

Ryuuzaki terus mengusap kakiku, dan memijatnya pelan, "Tidak apa, Light-kun. Biar saya memijat kakimu. Saya lumayan pandai memijat,"

Aku hendak menolak, tetpi akhirnya kuputuskan untuk membiarkannya memijat kakiku. Toh, ini juga sebagai ucapan maaf darinya.

Tes…

Tes…

Tetes demi tetes air hujan dari rambutnya jatuh perlahan di kakiku. Ryuuzaki menghentikan pijatannya, dan terdiam.

Aku meletakkan handuk di atas kepalanya, lalu mengusapnya perlahan.

"Kau ingin mengeringkan aku, tapi kau sendiri masih basah," ujarku sembari terus mengeringkan rambutnya.

"Tidak apa, Light-kun," jawab Ryuuzaki pelan.

Ryuuzaki mulai memijat kakiku, pelan, tetapi bertenaga. Menekan saraf-saraf kakiku yang mulai letih, membuatnya beristirahat sejenak. Ryuuzaki, dia lebih mementingkanku darpada tubuhnya yang basah kuyub?

"Light-kun, entah mengapa, kali ini bolehkah saya meminta sesuatu?" tanya Ryuuzaki tiba-tiba.

"Meminta apa?" balasku.

"Ng, tidak. Dapatkah Light-kun membelikan saya permen lollipop berwarna cokelat-merah di toko yang dulu kita kunjungi?" pinta Ryuuzaki.

"Ryuuzaki, jangan bercanda! Tokonya sangat jauh, limosine kita sedang dalam perbaikan, dan saat ini hujan!" teriakku tiba-tiba.

Ryuuzaki menunduk. Kedua matanya menyiratkan kesedihan, entah karena apa, "Baiklah, Light-kun. Tetapi, segera belikan kalau hujannya sudah reda. Saya benar-benar menginginkannya,"

Aku hanya mengangguk, entah karena aku ingin membelikannya atau tidak, atau karena aku tidak ingin atau bahkan tidak akan membelikannya apapun.

Sebuah senyum terukir di wajah Ryuuzaki, senyum karena dia berhasil meluluhkan hatiku. Sayang karena sebenarnya dia salah besar.

Sebuah permintaan, sesuatu yang berhasil kugunakan untuk membujuk Ryuuzaki, walau permintaannya kemungkinan besar tak akan kukabulkan.

Dan sebuah permintaanlah yang membuatnya menaruh sebuah harapan padaku.

Dan disinilah kami, berada dalam markas HQ bersama ayah dan beberapa penyeldik lainnya. Dan disinilah Ryuuzaki, duduk dengan cara yang biasa, memakan cake miliknya, dan menatap penuh arti menuju layar monitor.

Tiba-tiba, semuanya merah. Seluruh ruangan bermandikan cahaya merah, dan layar monitor di depan L memunculkan sebuah tulisan.

'All data deletion'

Seluruh data tentang penyelidikan kira sudah terhapus, data yang telah dikumpulkan dengan penuh jerih payah.

Setahuku, hanya Watari yang dapat melakukan semua itu. Apakah itu berarti Watari telah…

"Watari…"

Ryuuzaki menggumam lirih. Terdiam, lalu berteriak, "Semuanya! Kira telah…"

DEG!

Ryuuzaki tercekat, merasakan sesuatu yang sakit di dalam dada sebelah kirinya. Perlahan dia menjatuhkan sendok miliknya, lalu perlahan jatuh dari kursinya.

Aku langsung menangkapnya, mencegahnya membentur lantai. Aku menatap mata gelapnya yang masih terbuka, menatap tanpa makna.

"Ryuuzaki! Ryuuzaki!" teriakku.

Ryuuzaki perlahan-lahan mulai menutup matanya. Menatap senyuman yang terukir di wajahku. Kemudian, mata itu tertutup. Tertutup untuk selamanya.

Lidahku kelu, tak sanggup mengucapkan sepatah katapun. Kedua mataku terbelalak. Aku tak percaya.

Dia… sosok yang selama ini memberikan bayang-bayang pupusnya mimpiku kini jatuh. Terbujur kaku.

Berpulang.

Sebuah senyum terpatri di wajahku. Senyum karena 'musuh' ku yang selama ini hendak mengadiliku telah kalah. Sebuah senyum kemenangan.

Tetapi mengapa? Mengapa ada sebuah ganjalan di hatiku? Ganjalan perusak senyum kemenanganku kali ini.

Permintaan.

Aku kembali teringat akan permintaan, permintaan terakhir Ryuuzaki. Hanya sebuah permintaan sederhana.

Aku juga teringat akan senyuman Ryuuzaki hanya karena aku mengangguk merespon permintaannya.

Mengapa? Mengapa? Ryuuzaki itu adalah musuh utamaku, pengancam jalannya mimpiku menjadi 'dewa' dunia baru.

Tanpa kusadari, aku sudah mulai menganggapnya lebih dari sekedar 'teman'.

Entah mengapa, aku jadi merasa menyesal.

Disinilah aku, berdiri tepat di depan sebuah nisan. Nisan yang di atasnya terukir sebuah nama…

L Lawliet

Nama yang baru kuketahui sekarang. Nama asli Ryuuzaki.

Aku bersimpuh di hadapan nisan tersebut, dan mulai membersihkan dedaunan di atas makam Ryuuzaki.

"Sudah lama ya, Ryuuzaki,"

Aku mulai mengelus nisan tersebut perlahan, seolah aku mengelus kepala Ryuuzaki secara langsung. Aku membuka tasku, dan mengeluarkan sesuatu.

Sebuah lollipop berwarna cokelat-merah.

"Ryuuzaki, maaf aku baru bisa memberikannya sekarang. Ini, permintaan terakhirmu. Aku harap kau menyukainya," ucapku seraya meletakkan lollipop tersebut tepat di atas makam Ryuuzaki.

Aku berdiri, berbalik untuk kembali menuju mobil. Berusaha menenangkan batinku yang berkecamuk.

SREK!

Sebuah suara muncul di belakangku. Spontan aku berbalik, dan terkejut.

Di depanku, Ryuuzaki duduk seperti biasanya sembari menjilati lollipop pemberianku. Dia berhenti lalu tersenyum, kemudian berbisik pelan… sangat pelan…

"Terima kasih, Light-kun,"

Permintaan, permintaan sesungguhnya hanyalah sesuatu yang remeh.

Tetapi sesungguhnya, hal itu merupakan keinginan terdalam dari seseorang.

Berhati-hatilah, karena siapa tahu itu adalah permintaan yang terakhir dari orang yang kau sukai.

-Owari-
Back to top Go down
https://www.facebook.com/kazuhiko.oki
Ulquiorra
Moderator
Moderator
Ulquiorra


Jumlah posting : 534
Thanks : 10
Age : 29
Lokasi : Las Noches

Permintaan Terakhir Empty
PostSubject: Re: Permintaan Terakhir   Permintaan Terakhir I_icon_minitimeWed Jul 28, 2010 5:58 pm

nangis ya ampun... ini kan dialog yg ada di anime itu....
yah, yg pas Ryuzaki berdiri ditengah hujan ampe dia mijit kaki si Light itu aku nonton

terharu keren!
Back to top Go down
Kazuhiko
Senpai
Senpai
Kazuhiko


Jumlah posting : 943
Thanks : 20
Lokasi : Tokyo

Permintaan Terakhir Empty
PostSubject: Re: Permintaan Terakhir   Permintaan Terakhir I_icon_minitimeWed Jul 28, 2010 6:02 pm

Tsukimori wrote:
nangis ya ampun... ini kan dialog yg ada di anime itu....
yah, yg pas Ryuzaki berdiri ditengah hujan ampe dia mijit kaki si Light itu aku nonton

terharu keren!

iyaa ,ak ja pertama baca na terkagum-kagum terharu
Back to top Go down
https://www.facebook.com/kazuhiko.oki
Ulquiorra
Moderator
Moderator
Ulquiorra


Jumlah posting : 534
Thanks : 10
Age : 29
Lokasi : Las Noches

Permintaan Terakhir Empty
PostSubject: Re: Permintaan Terakhir   Permintaan Terakhir I_icon_minitimeWed Jul 28, 2010 6:05 pm

Kazuhiko wrote:


iyaa ,ak ja pertama baca na terkagum-kagum terharu

aku jg... pas liat adegannya jadi takjub!! mewek

Ryuzaki-kun...
Back to top Go down
Kazuhiko
Senpai
Senpai
Kazuhiko


Jumlah posting : 943
Thanks : 20
Lokasi : Tokyo

Permintaan Terakhir Empty
PostSubject: Re: Permintaan Terakhir   Permintaan Terakhir I_icon_minitimeWed Jul 28, 2010 6:06 pm

hahaha
mantapp kan sip

thx
Back to top Go down
https://www.facebook.com/kazuhiko.oki
Ulquiorra
Moderator
Moderator
Ulquiorra


Jumlah posting : 534
Thanks : 10
Age : 29
Lokasi : Las Noches

Permintaan Terakhir Empty
PostSubject: Re: Permintaan Terakhir   Permintaan Terakhir I_icon_minitimeWed Jul 28, 2010 7:02 pm

tak usah deh! Whatever
Back to top Go down
Kazuhiko
Senpai
Senpai
Kazuhiko


Jumlah posting : 943
Thanks : 20
Lokasi : Tokyo

Permintaan Terakhir Empty
PostSubject: Re: Permintaan Terakhir   Permintaan Terakhir I_icon_minitimeWed Jul 28, 2010 7:05 pm

hahaha

game na uda di buka? huhu
Back to top Go down
https://www.facebook.com/kazuhiko.oki
Sponsored content





Permintaan Terakhir Empty
PostSubject: Re: Permintaan Terakhir   Permintaan Terakhir I_icon_minitime

Back to top Go down
 
Permintaan Terakhir
Back to top 
Page 1 of 1

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Anime For Minna :: AFM Square :: Hobbies :: Fanfic-
Jump to: