Shion_Sanada Kohai
Jumlah posting : 28 Thanks : 1 Age : 36 Lokasi : Sasami soba ni iru
| Subject: Little Busters with Little Love Mon Aug 16, 2010 8:56 pm | |
| - Spoiler:
Chapter 1 : Sasami x Shion, a Fateful Encounter
“Berdiri.. beri hormat!” Suara class representative pun bergema di kelas ku. Seluruh murid berdiri dan memberi hormat kepada sensei pelajaran sejarah Jepang. Dalam diam aku segera membereskan buku-buku ke laci dan mengambil tas menuju pintu keluar. “Yo, Shion!” Suara yg sudah kukenal menghentikan langkah kakiku lebih jauh dan memaksa menoleh ke arahnya. “Ada apa Kyosuke?” “Sabtu 2 minggu lagi apa kau punya waktu bebas?” “Hmm, tidak ada kegiatan apa pun di hari itu kurasa. Latihan kendo akan dimulai pada sore hari. Jadi kurasa aku bebas dari pagi.” Jawabku sambil memasukkan kembali buku saku milikku. “Bagus, kalau begitu mari kita bermain baseball!” ucap Kyosuke antusias. “Baseball?”
Aku balik bertanya heran. Entah apa lg yg dipikirkan teman satu kelasku ini. Memang sih dia agak-agak aneh, tapi dirinya adalah orang yg pintar dan memiliki aura pemimpin yg kuat dan disegani oleh teman-teman satu kelas maupun teman masa kecilnya dalam Little Busters, namanya Natsume Kyosuke.
Menanggapi pertanyaanku, Kyosuke tersenyum lebar dan menggangguk. “Yup, Baseball. Bagaimana?” Aku berpikir sejenak, kalau kendo mungkin aku mau, tapi ini baseball. “Rin akan ikut dan menjadi pitcher kami.” Sepatah kalimat dari Kyosuke tersebut membuatku kembali berpikir dua kali. “Baik, aku ikut!” jawabku berapi-api. “Yosh, sudah kuduga kau pasti akan tertarik. Baiklah sampai jumpa 2 minggu lagi.” Ucap Kyosuke sambil menjauh dariku.
Lagi-lagi Kyosuke mengenai titik vital ku. Ya, aku menyukai Natsume Rin adiknya. Tapi sayang, adiknya itu pemalu kecuali terhadap 4 orang yg sudah selalu bersamanya sejak kecil. Sambil menghela nafas, aku pun keluar dari kelas menuju dojo kendo untuk meditasi dan latihan.
“Kapten, seluruh anggota sudah berkumpul, apakah lebih baik kita mulai latihannya?” Ucap salah seorang yg tinggi besar menghampiriku. “Oh, kau rupanya Miyazawa. Baiklah, suruh anak bawah berlatih memukul men 500 kali dan anak-anak tingkat 2 berlatih sparring satu sama lain. Untuk awalnya, bermeditasi dahulu selama 10 menit.” Jawabku pelan. “Baik, akan kusampaikan langsung. Permisi.” Ucap Miyazawa sambil membungkuk dan berlalu.
Setelah Miyazawa menghilang di balik lorong, aku kembali menghela nafas. Yang tadi adalah Kengo Miyazawa, salah satu anggota Little Busters sekaligus anggota klub Kendo dimana aku menjadi ketuanya. Dan dia adalah salah satu pria yg Rin berani berbicara secara santai tanpa perlu takut.
Kalau memikirkan hal itu, rasanya aku iri sekali. Tapi apa boleh buat, mungkin cinta ini hanya akan berakhir ketika aku sudah lulus. Aku akhirnya tiba di luar gedung dan menuju dojo, tapi karena sudah siang dan agak terlambat, aku akhirnya memilih jalan pintas menuju ke sana.
“Kon`nichiwa, Sanada senpai. Hari ini latihan seperti biasa?” Sapaan itu membuatku menoleh ke arah semak-semak dan pepohonan di area taman. “Ya, aku perlu menggerakan tubuhku yang sudah karatan, Kurugaya-san.” Jawabku sambil tersenyum. Seorang wanita berambut panjang hitam muncul dari balik semak-semak, tubuhnya tinggi semampai dan proporsional, dia adalah Kurugaya Yuiko, salah satu anak jenius yg misterius. “Kurugaya-san, apakah kau sudah memikirkan tawaranku untuk bergabung dengan klub Kendo?” “Fufufu... Tak kenal menyerahkah? Aku sudah menolak tawaranmu kemarin.” Tawa Kurugaya Yuiko kecil. “Sungguh amat disayangkan, padahal jika ada dirimu dan Miyazawa-san, klub Kendo sekolah kita tidak akan tertandingi di cabang laki-laki dan perempuan.” “Aku tidak suka terikat pada sesuatu, gomen.” Ucap Kurugaya Yuiko tenang. “Baiklah, aku menghormati keputusanmu, dan sepertinya aku harus pergi sekarang, karena suara roh dojo sudah memanggilku.” “Semoga latihanmu menyenangkan hari ini, Sanada-senpai.”
Aku mengangguk pelan dan kembali melanjutkan perjalananku ke arah dojo. Tak sampai lima menit, suara teriakan anak-anak tingkat dua yg sedang sparring dan suara anak-anak tingkat satu yg sedang berlatih memukul terdengar sampai keluar. Aku membuka pintu geser dan melepas sepatuku. “Kon`nichiwa!!” Seluruh anggota klub berhenti dan mengucapkan salam kepadaku.
“Ah, Kon`nichiwa, silahkan lanjutkan latihan kalian.” Balasku sambil melambaikan tangan pelan. Seluruh anggota kembali melanjutkan latihannya, sementara aku menuju ruang ganti mengganti seragamku dengan hakama yg biasa kupakai untuk berlatih. Selagi mengganti baju, pikiranku kembali berpikir tentang Rin dan tentang pertandingan baseball 2 minggu lagi. Aku ingin sekali mengungkapkan perasaanku, tapi mengingat sudah puluhan pria yg ditolak tanpa berbicara sama sekali, aku mengurungkan niatku. Ya, belum sempat mereka mengutarakan perasaannya, Rin sudah melarikan diri secepat kilat. Bahkan yg mengungkapkan perasaannya melalui surat pun ditolak mentah-mentah dengan surat balasan yg singkat tanpa basa-basi. Aku menutup locker milikku dan tersenyum lemah. Sudahlah, ucapku dalam hati. Lebih baik kau fokus saja kepada Kendo, Shion. Kau masih memiliki Kendo. Sambil menepuk kedua pipiku, aku pun melangkah ke dalam dojo dan memakai bogu dan mask. “Seseorang, temani aku sparring..” ucapku pelan. * * *
Matahari sudah nyaris terbenam, di dalam dojo, murid-murid anggota klub sudah berlalu pulang ke asrama kecuali anak-anak tingkat satu yg wajib membersihkan dojo. “Kapten, untuk latihan minggu depan, bisakah kita adakan sparring untuk seluruh anggota?” ucap Kengo yg menghampiriku. “Hmm, kurasa bisa, itu bisa dijadikan kesempatan untuk seluruh anggota klub agar mereka bisa menilai kelemahan dan kekuatan mereka supaya mereka bisa berlatih lebih baik lagi.” Jawabku sambil menyeka leherku yg berkeringat. “Sasuga Kapten, anda sudah bisa menebak maksudku.” Puji Kengo sambil tertawa kecil. “Ah tidak, aku hanya asal jawab saja. Lagipula itu ide yang bagus Miyazawa-san, aku bisa meninggalkan klub ini dengan tenang nanti, hahahahaha.” Tawaku sambil bercanda. “Ah, aku tidak berani mengambil jabatan itu Kapten, anda terlalu menilai ku tinggi, permisi.” Balas Kengo sambil tersenyum. Rendah hati dan selalu menolong siapapun, itulah Kengo. Dia benar-benar cocok untuk calon kapten setelah diriku. “Nice job, Miyazawa-san!” Seruan itu menarik perhatianku, lagi-lagi penggemar Kengo dari klub Baseball wanita. Yah, aku tidak begitu sering melihat mereka bertiga, tapi kali ini ada seorang lagi yg menarik perhatianku. Aku menghampiri mereka dan berusaha mengusir mereka. “Maaf, tapi bisakah kalian menyingkir? Kalian mengganggu pekerjaan anak-anak tingkat satu yg sedang membersihkan dojo ini.” Ucapku pelan. “Apa? Beraninya dirimu mengusir Sasami-sama.” Hardik salah seorang yg berada di kiri. “Kau harusnya bersyukur Sasami-sama berusaha meluangkan waktunya kemari untuk menyemangati anggotamu!” tambah seseorang yg di tengah. “Kalian, sudahlah, lagipula apa yg dibilang senpai ini tidak salah kok.” Jawab seseorang yg berada di depan mereka tanpa melihat ke belakang. Matanya yg hijau masih menatapku, berusaha menilai diriku dari penampilanku. Sementara pengikutnya yg kutebak masih kelas satu berusaha membela diri. “Ta-tapi Sasami-sama…”
“Sudahlah, ayo kita pergi. Oh iya, aku lupa memperkenalkan diriku, namaku Sasasegawa Sasami, senang berkenalan denganmu Senpai. Kau ketua klub ini kan? Ganbatte ne.” ucap Sasami sambil berlalu.
Sesaat, entah kenapa aku merasakan suatu perasaan yg aneh di hati. Entah perasaan apa ini, tapi rasanya sungguh aneh. Sasami sudah hendak keluar, dan aku akhirnya pikiranku sadar juga dari rasa yg aneh itu. “Tunggu, namaku Shion Sanada, senang berkenalan denganmu juga.” Sasami menoleh ke arahku dan menunduk pelan sambil tersenyum, lalu kembali menghilang di kejauhan. Sasasegawa Sasami, nama yang unik pikirku. Saat itu juga aku tidak tahu kalau perasaan itu akan berlanjut dan membawaku kepada suatu kejadian yg tidak kuduga bersama Sasami.
| |
|